Rabu, 07 November 2012

Timur vs Barat

G: "Aku pengen nikah tua ah"
R: "Parah Gio! omongan itu doa"
G: "Terus kenapa emang kalau aku pengen nikah pas umurnya udah tua, sekitar 27 atau 28an?"

     Diatas tadi itu dialog yang baru saja terjadi antara aku dan teman sebangkuku Resa pada saat pelajaran sejarah (pelajaran sejarah ini emang bahasannya suka ngawur kemana-mana, tadi kebetulan ngawurnya ke masa depan)
     Di negara-negara yang kental akan budaya timur entah kenapa 'nikah tua' itu jadi hal yang tidak lazim. Di Indonesia contohnya, image wanita dewasa yang baik itu; Diam di rumah, nikahnya di umur yang agak muda, nurut ke suami, ngurus anak dan suami sepanjang hari dll.
     Perkembangan iptek dan zaman sudah tentu membawa perubahan akan perilaku, kebiasaan dan norma yang berlaku di masyarakat. Contohnya, pada zaman dulu wanita Indonesia itu harus diam di rumah, ngurusin suami dan tidak boleh mengenyam bangku pendidikan. Tapi, setelah adanya gebrakan dari ibu Kartini akhirnya sekarang wanita memiliki hak yang sama dengan pria dan dibolehkan untuk mengenyam bangku pendidikan. Dan sekarang perubahan yang terjadi semakin signifikan. Banyak wanita yang bekerja full-time dan nikah tua karena kesibukannya itu.
      Berbeda dengan negara-negara yang kental akan budaya barat. Nikah tua, karier dan persamaan hak sudah menjadi hal yang dominan disana. Negara-negara dengan budaya barat lebih individualistis, mereka tidak peduli dengan apa yang orang lain bicarakan. Mereka fokus pada tujuan mereka masing-masing.
     Tapi, aku pikir tidak ada salahnya dengan nikah tua. Itu semua pilihan kita. Karena hidup adalah pilihan......
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar